Selasa, 29 Januari 2008

cuman gopek!

Kali ini aku yang baru pulang sekolah tidak langsung pulang, karena harus mengikuti les tambahan di luar (cie-cie). Untuk mengisi waktu luangku, aku, dadang, dan andi-pun memutuskan untuk menunggu di rumah Dadang. Setelah menunggu dan bernafas sekian lama, akhirnya kita merasa ada ang ga' enak. "duh, perutku keroncongan nih", kataku. Temen-temen lainpun sama sepertiku. tak beberapa lama kai mengeluh dengan keadaan kami, terdengarlah pencerahan dari surga (ha100x) "Semenggi. semanggi...", kata penjual semaggi yang kebetulan lewt.
Setelah mendengar teriakan yang sangat merdu itu, kami betiga memutuskan untukmemberi makan cacing yang ada dalam perut kita. tanpa pikir panjang kita memanggil dengan penuh gairah "Bulik....tumbas"(gak gaul banget). Setelah mendengar paduan suara kami bertiga, skhirnya sang penjual semanggi tesebut behenti.
Setelah menunggu beberapa saat, penjual semanggi tersebut mengeluarkan beberapa daun pisang dan memberinya cempuran beberapa daun lain. dan akhirnya penantian panjang kita telah selesai. kamipun hendak les, tapi disinilah mesalahnya muncul.
"dunk, aq bayarono disik yo...! engkok tak bayar ning les!", kataku
"Up, 2 u", si Dadang nyautin.
Dan akhirnya kami bertigapun dibayarai ama dadang,
"Buk pinten buk?", tanga si dadang.
"Niki kabeh, Rp 7500", jawab penjual semanggi tersebut.
Dadang-pun akhirnya mengeluarkan selembar sepuluh ribuan dari dompetnya, setelah melihat-lihat, dadang pun tetarik mewncicipi kerupuk yang dijual oleh penjual semanggi tersebut.
Dan pertanyaan yang tak diduga keluar dari mulut Andi, "Buk, lap-e ning pundi?", tanya Andi.
Mungkin saking konsentrasinya sang penjual semanggi kepada Dadang, Penjual semanggi itupun menjawab dengan weajah tanpa dosa "limanatusan cung..."!, kami bertiga kaget, apakah didunioa ini ga' ada yang gratis, masa' mau pinjem lap aaja harus beyar Rp.500,-.

Tidak ada komentar: